BREATHE (BERNAPAS)

Shallom!

 

Apabila ada hal yang sangat sederhana dan bisa dilakukan semua orang namun dampaknya luar biasa, hal tersebut adalah berdoa. Doa digambarkan seperti napas dalam kehidupan kita. Semua orang hidup tentu bisa bernapas bukan? Sebagai makhluk hidup, bernapas adalah suatu keharusan. Demikian pula dengan doa, jika doa sudah tidak ada lagi maka kita tidak akan bisa membangun kehidupan kerohanian kita. Tanpa doa, semua pelayanan dan kegiatan rohani lainnya akan sia-sia, tidak akan menghasilkan apa-apa. Sama halnya seperti bernapas ada aktivitas Inhale (menarik napas), Hold (menahan napas), exhale (membuang napas) dan Deep breathe (bernapas dalam), demikian pula halnya dalam berdoa, agar memiliki kehidupan doa yang sehat dan kuat kita harus memahami bagaimana menjadikan doa kita seperti napas dalam kehidupan rohani kita.

 

Alkitab banyak sekali menceritakan kehidupan doa tokoh-tokoh Alkitab. Di Perjanjian Lama ada Abraham; Kemanapun Abraham pergi jika sampai ke suatu tempat, hal pertama yang Abraham lakukan adalah membangun mezbah dan mempersembahkan korban bagi Allah. Kitab Mazmur penuh dengan doa-doa Daud: ada doa keluhan, ada doa curhat, ada doa pengagungan, ada doa kekaguman kepada Allah, dan doa-doa lainnya. Di Perjanjian Baru ada Yesus yang memberikan teladan dalam berdoa, berdoa di dalam pelayanan-Nya, berdoa pagi-pagi, berdoa malam, dan berdoa semalaman. Ada juga Petrus yang di tengah hari naik ke loteng untuk berdoa secara rutin dan dia mendapat penglihatan.

 

Di dalam 1 Tesalonika 5:17 (KJV), Rasul Paulus juga menggambarkan doa sebagai napas yang tanpa henti. Rasul Paulus juga mengatakan tetaplah berdoa. “Pray without ceasing” atau berdoa tanpa henti-hentinya. Seorang tokoh yang dikenal dengan The Great Awakening, Jonathan Edward juga mengatakan, Prayer is a natural expression of faith as breathing is for life (Doa adalah ekspresi iman yang alami seperti bernapas bagi kehidupan).

 

Pada waktu kita bernapas, kita menarik udara yang didalamnya terdapat hal yang sangat penting bagi kehidupan kita, yaitu oksigen. Begitu juga dalam kehidupan kita, hal terpenting dalam doa bukanlah aktivitasnya melainkan hal yang sangat penting yang kita dapatkan didalamnya. Oksigen dalam kerohanian kita adalah karya Kristus (Anugerah Allah) yaitu; Kasih, Pengampunan/Pengorbanan, dan Kuasa-Nya. Bukankah kasih, pengampunan, dan kuasa-Nya adalah hal yang paling esensi dalam kehidupan rohani kita? Dari sanalah kita akan mendapatkan kekuatan dalam menjalani kehidupan kita. Mari bersemangat melatih kehidupan doa kita sebagaimana kita melatih pernapasan kita.

Tuhan Yesus memberkati!